Anak Pertama Menikah Dengan Anak Terakhir Adalah Pasangan Ideal, Benarkah? Yuk Cari Tahu Disini!
Pernah mendengar mitos pernikahan anak pertama dan anak terakhir? Khususnya mengenai Mitos Pernikahan Anak Pertama Pria dan Anak Bungsu Wanita yang masyarakat percayai sebagai pasangan yang sangat serasi.
Ya, sampai saat ini, khususnya mitos pernikahan Jawa menganggap jika anak pertama menikah dengan anak terakhir berjodoh, maka pernikahan mereka akan bahagia dan langgeng.
Pernikahan anak sulung dengan anak bungsu dalam mitos orang Jawa merupakan pernikahan ideal. Sebaliknya dalam mitos pernikahan Jawa juga mengatakan bahwa pernikahan anak pertama dengan anak pertama akan banyak resiko. Tidak heran jika banyak orang Jawa menghindarkan anak sulung mereka menikahi sesama anak sulung.
Baca Juga :
Aplikasi Online Untuk Mencari Hari Pernikahan Menurut Primbon Jawa
Pengertian Mitos
Arti Kata "mitos" Menurut KBBI, Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "mitos" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut ini makna dan tulisan kata mitos yang benar:
mi·tos n 1 cerita suatu bangsa tt dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tt asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tsb mengandung arti mendalam yg diungkapkan dng cara gaib;
me·mi·tos·kan v mengeramatkan, mengagungkan secara berlebih-lebihan tt pahlawan, benda, dsb; menjadikan mitos; mendewakan: kecenderungan - seseorang perlu dicegah;
pe·mi·tos·an n proses, cara, perbuatan menjadikan mitos; pendewaan
Sebenarnya, mitos itu bukanlah suatu hal yang melulu identik dengan keyakinan kolot. Mitos sendiri memiliki pengertian dan unsur yang cukup kompleks meskipun pengertian secara harfiah memang menngacu kepada unsur gaib.
Pengertian mitos pada dasarnya memang mengacu kepada cerita atau folklore. Mitos dalam Wikipedia adalah berupa penafsiran mengenai alam semesta dan adanya makhluk di dalamnya, serta dipercaya kebenarannya oleh yang menganutnya. Umumnya berupa cerita yang tokohnya dewa dewi dan alam semesta.
Namun, jika mengacu kepada pendapat para ahli, umumnya mitos adalah keyakinan yang sengaja atau tidak sengaja dibuat oleh masyarakat. Tidak sengaja karena terjadi akibat kejadian yang timbul dari pengalaman dan akhirnya orang percayai sebagai sebuah keyakinan. Misalnya mitos tentang pernikahan anak pertama dengan anak terakhir yang masyarakat Jawa anggap sebagai jodoh serasi.
Jadi, meskipun orang mengatakan itu adalah mitos, sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu mengapa sebuah keyakinan bisa melekat di masyarakat. Tidak serta merta menolak atau juga langsung menerima.
Kenapa pasangan anak pertama pria dengan anak bungsu wanita ini orang anggap sebagai pasangan ideal?
Anak pertama terkenal dengan kemampuannya mengayomi adik-adiknya, termasuk si bungsu atau anak terkahir. Jadi sudah terbiasa bertanggung jawab, sehingga saat ia menikah dengan anak bungsu maka ia sudah terbiasa menghadapi sifat ‘keadikan’ yang mungkin dimiliki pasangan. Jika terjadi masalah, maka kemungkinan si sulung akan banyak mengalah. Namun, anda perlu hati-hati juga karena ada juga sulung yang justru menganggap dirinya lebih paham segala sesuatu sehingga ia akan merasa benar sendiri.
Anak Pertama Adalah Pengatur, Anak Terakhir SebaliknyaKarena tanggung jawab besar yang dimiliki oleh anak pertama, maka ia akan terbiasa dengan hal-hal yang bersifat kepemimpinan dan mengatur segala sesuatu. Namun, si bungsu bisa jadi akan mendapatkan keuntungan dari kebiasaannya si anak pertama. Tapi, ini bisa jadi bumerang, karena banyak orang yang beranggapan, anak pertama menikah dengan anak ketiga akan menimbulkan konflik karena perbedaan sifat tersebut.
Stereotip Yang Melekat Anak Pertama Memiliki Sifat Pekerja Keras, Anak Terakhir Memiliki Sifat MenabungKarena merasa memiliki tanggung jawabnya, maka anak pertama biasanya akan lebih bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, anak terakhir memiliki kebiasaan baik yaitu gemar menabung. Sehingga pendapatan yang sudah didapatkan dari si sulung akan berhasil terkumpul dan diatur dengan baik oleh si bungsu saat mereka berada di dalam sebuah hubungan pernikahan. Namun semua itu tergantung dari masing-masing pasangan.
Walau Banyak Perbedaan, Justru Mereka Bisa Saling MelengkapiAnak pertama identik dengan karakter penuh tanggung jawab dan pekerja keras, ini akan berbenturan jika mendapatkan seseorang yang sama ambisiusnya dengan dia. Makanya, kehadiran anak terakhir atau si bungsu bisa jadi akan menyeimbangi keadaan ini. Sifatnya yang penyayang dan penuh perasaan akan membuat rumah tangga semakin hangat. Kedua anak ini jika bersama dinilai akan saling melengkapi satu sama lain. Banyak mitos yang beranggapan, rumah tangga keduanya akan retak, karena perbedaan karakter yang dimiliki keduanya.
Kedua Pasangan Bisa Mengatasi Berbagai Masalah Dengan BaikAnak pertama akan banyak menuntun si anak terakhir untuk menjadi orang yang lebih mandiri dan kuat, sedangkan si anak terakhir akan membuat si anak pertama menjadi seseorang yang lebih hangat. Saat terjadi sebuah permasalahan, maka pasangan ini akan dianggap bisa menyelesaikan semuanya dengan baik karena sifat yang saling melengkapi. Namun banyak yang beranggapan, dengan perbedaan sifat keduanya, menjadi kedua pasangan tersebut tidak cocok untuk mengayomi bahtera rumah tangga.
Intinya, jika saling sama menyayangi, baik anak pertama dengan anak ketiga ataupun lainnya akan cocok saja. Hal-hal tersebut adalah stereotip yang mungkin dimiliki oleh anak sulung dan bungsu, namun semua kembali ke pribadi masing-masing, tentu hal ini tidak berlaku secara general.
Mitos Pernikahan Anak Pertama dan Anak Bungsu
Karakter anak pertama dan anak terakhir di atas membuat sejumlah keyakinan di masyarakat bahwa jika mereka menikah akan sangat serasi. Kedua sifat yang saling melengkapi itu membuat pernikahan mereka banyak orang yakini akan bahagia. Pasangan yang paling baik untuk bersanding dalam pernikahan.
Apa Mitos Pernikahan Anak Pertama Pria dan Anak Bungsu Wanita yang orang percayai selama ini? Menurut berbagai sumber ada 5 mitos mengenai pernikahan anak pertama dengan anak terakhir.
1. Pasangan IdealPasangan ini ideal karena punya sifat yang saling bertentangan namun akan sangat serasi jika bersatu. Jika yang satu dewasa, yang satunya kekanakan. Maka anak sulung yang menjadi suami akan bisa memahami perilaku istrinya yang kekanakan.
Suami yang merupakan anak sulung juga terbiasa mandiri dan mampu mengayomi istrinya. Sifat mereka yang saling melengkapi membuat mereka dipercayai sebagai pasangan ideal.
2. Rumah Tangga BahagiaHal ini terjadi karena pernikahan itu meyatukan dua sifat orang yang berbeda. Jika keduanya saling bersikukuh dengan pendapat, pandangan, serta ego, maka rentan terjadi pertengkaran.
Berbeda jika salah satunya bersikeras dan satunya mengalah. Jika suami terbiasa mengasuh adik-adiknya, maka ia mampu mengayomi istrinya yang mungkin sering memaksakan keingiannya. Suami akan mengalah demi kebahagiaan istri.
Jika istri bahagia, tidak menutup kemungkinan akan menciptakan suasana rumah yang nyaman dan tentram.
3. Rumah Tangga MandiriSifat anak sulung yang mandiri ini akan bisa menutup sifat anak bungsu yang biasa bergantung. Jika keduanya menikah, maka mereka mampu hidup mandiri dan tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka.
Anak bungsu memiliki karakter yang membutuhkan sandaran dalam rumah tangga. Jika ia menikah dengan sesame anak bungsu, mitos menyebutkab bahwa kemungkinan mereka akan lebih banyak bergantung kepada orang tua.
Tentu hal ini kurang merupakan harapan dalam pernikahan. Jadi, keberadaan anak sulung yang mandiri ini bisa melengkapi anak bungsu agar rumah tangga mereka mandiri.
4. Mampu Menyelesaikan Permasalahan dengan BaikPermasalahan rumah tangga seringkali karena perbedaan pikiran. Adapula karena kondisi yang datang dari luar. Sifat anak sulung yang dominan mampu membuat masalah lebih cepat clear karena anak bungsu lebih banyak mengikuti.
Kondisi ini membuat persoalan lebih mudah selesai. Berbeda jika satu sama lainnya tidak bisa menerima masukan pasangan atau membawa kehendak terus menerus.
Persoalan akan terselesaikan dengan baik tatkala salah satu mudah mengalah serta ada yang mampu dan terbiasa menjadi pemecah persoalan.
5. Berpotensi Kaya RayaOrang Jawa juga mempercayai bahwa jika anak pertama menikah dengan anak terakhir bisa mendatangkan kemurahan rezeki.
Baca Juga : Cara Mudah Menghitung Weton Jodoh Secara Online Menurut Primbon JawaMungkin ini terdengar aneh. Namun, banyak orang meyakini, terutama jika anak pertama pria menikah dengan anak bungsu wanita. Alasannya, anak sulung adalah tipe orang yang suka bekerja keras. Sementara, si bungsu senang menabung.
Anak pertama cenderung suka mengatur dan mengoordinir, sedangkan anak bungsu terbiasa berada dalam pengawasan dan aturan kakak-kakaknya.
Perpaduan ini orang Jawa yakini sebagai pemicu rezeki anak pertama menikah dengan anak bungsu lebih potensial daripada pasangan lainnya. Apakah kamu percaya?
Bagaimana Sobat? Apakah kamu percaya Mitos Pernikahan Anak Pertama Pria dan Anak Bungsu Wanita ini? Apakah kamu punya contoh nyata mengenai pendapat kamu?