Menikahlah Karena Kemantapan Hati, Jangan Menikah Hanya Karena Provokasi
Ketika kamu sudah memutuskan menikah berarti kamu harus siap berkorban waktu, tenaga dan harta demi mencapai kebahagiaan bersama. Kamu harus siap mengurangi rasa egois demi keharmonisan keluarga. Misal yg suka main game yak dikurangi. Yg suka ngopi-ngopi dan ngerumpi aib orang juga dikurangi & berusaha dihilangkan.
Jadi mengurangi kebiasaan sewaktu masih sendiri, dan membiasakan memprioritaskan waktu kalian dengan keluarga kecil kalian, apalagi setelah dikaruniai seorang anak.
Menikah itu bersyukur atas kelebihan dan bersabar atas kekurangan yg dimiliki pasangan kalian. menutupi aibnya, bukannya malah menceritakan dan menyebarkannya.
Karena menikah akan membuka semua pandangan kita atas kelebihan dan kekurangan pasangan kita.
Ada banyak alasan ketika orang memutuskan akan menikah, diantaranya ada yang memang karena terlalu cinta, ada yang memang tak ada rasa cinta tapi meyakini suatu saat nanti bila bersama ada cinta yang akan merekah, dan ada yang memutuskan menikah karena menurut orang-orang disekitarnya sang calon sudah terbaik.
Maka kamu harus tahu, bahwa menikah bukan sesuatu yang boleh untuk dicoba-coba, tetapi mantapkanlah hatimu agar kebersamaan yang ada tidak hanya sebentar dan menyisakan luka.
Oleh sebab itu, jangan sampai kamu menikah hanya karena provokasi dari orang-orang yang ada disekitarmu, karena dalam pernikahan jangka waktu yang dibutuhkan adalah seumur hidup, bukan hanya satu atau dua hari.
Mendengarkan Pendapat Orang Lain Ketika Hendak Menikah Memang Perlu, Tapi Jangan Sampai Kehilangan Keyakinan DiriTahukah kamu mengapa banyak mendengar perkataan orang lain tidak sepenuhnya baik? Karena terlalu banyak mendengarkan apa kata orang kadang membuatmu bimbang.
Memang benar tidak ada salahnya mendengarkan pendapat orang-orang disekitar saat hendak menikah, tapi jangan sampai kehilangan keyakinan dirimu.
Bila dipikir secara bijak, untuk apa menurut orang lain sudah baik, bila hatimu sendiri masih bimbang dan seringkali berkata “bukan dia sebenarnya yang aku butuhkan”, karena yang bernilai dalam memutuskan menikah adalah kemantapan hatimu.
Ingat, Kamu Yang Akan Menjalani Hidup Bersamanya, Maka Putuskanlah Dengan Bijak Sesuai Kemantapan HatimuMaka putuskanlah dengan bijak sesuai kemantapan hatimu, karena kamu yang akan menjalani hidup bersamanya dan kamu yang akan hidup bersama mengarungi manis pahitnya kehidupan dengannya.
Jangan Gegabah Dan Jangan Pula Sampai Kehilangan Jati Dirimu Hanya Karena Terlalu Banyaknya Masukan KepadamuKebimbangan seringkali hadir karena terlalu banyaknya masukan, sehingga berpikir bijakpun kadang akan lalai, yang nampak dihati dan otak pasti hanya lah yang enak-enaknya saja.
Maka dari itu, jangan gegabah dan jangan pula sampai kehilangan jati dirimu hanya karena banyaknya masukan orang lain kepadamu.
Karena bersama dalam pernikahan itu yang dibutuhkan bukan hanya sebatas cinta dan senang, tapi kemampuan untuk bersabar dan bertanggung jawab.
Ketahuilah dengan bijak bahwa menikah adalah kebersamaan yang butuh namanya tanggung jawab penuh, maka jangan sampai kamu salah dalam memutuskan “iya”. Apalagi keputusan iya-mu hanya berdasarkan kamu ikut-ikutan perkataan orang lain, bukan datang dari kemantapan hatimu sendiri.